Kamis, 31 Januari 2013

Menulis Artikel Imiah


Menulis Artikel Ilmiah
Oleh Mukh Doyin
FBS Universitas Negeri Semarang


PENDAHULUAN

Dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009, untuk kenaikan pangkat dari golongan IV/a ke IV/b guru diwajibkan menulis karya ilmiah yang salah satunya wajib berbentuk artikel ilmiah. Aturan ini menambah aturan lama yang hanya mewajibkan karya ilmiah yang berbentuk laporan penelitian untuk naik dari golongan IV/a ke IV/b. Kondisi seperti ini tentu saja menempatkan posisi para guru yang tidak boleh tidak harus berhubungan artikel ilmiah.
Artikel ilmiah merupakan salah satu bentuk karya ilmiah. Oleh karena itu, pengenalan terhadap artikel ilmiah harus kita mulai dari pengenalan terhadap karya ilmiah secara umum. Dengan cara demikian, kita akan mendapatkan gambaran di mana posisi artikel ilmiah dan apa perbedaannya dengan bentuk karya ilmiah lain.

HAKIKAT KARYA ILMIAH

Berdasarkan sumbernya—pengamatan, pengalaman, gagasan, imajinasi-- John P. Riebel dari California State Polytechnic College membagi tulisan menjadi dua jenis, yaitu Imaginative Writing dan Factual Writing. Imaginative Writing merupakan perwujudan dunia subjektif penulisnya dan dimaksudkan untuk membangkitkan  suatu perasaan tertentu atau menggerakkan hati pembaca. Factual Writing merupakan rekaman fakta objektif di luar pengarang yang mengandung isi bahan informasi yang memberikan keterangan, penjelasan, atau petunjuk mengenai sesuatu hal kepada para pembaca. Jika dikaitkan dengan sumber karangan di atas, Imaginative Writing dapat bersumber dari  pengamatan, gagasan, pengalaman, maupun imajinasi; sedangkan Factual Writing hanya bersumber dari pengamatan, gagasan, dan pengalaman. Imajinasi tidak dapat digunakan sebagai sumber Factual Writing.
Factual Writing dapat dibagi lagi menjadi dua golongan besar, yaitu Scientific Writing dan Informative Writing. Scientific Writing (karya ilmiah) adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta yang dapat dibuktikan kebenarannya dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar. Dari definisi ini, dalam bahasa lain kita juga dapat melihat adanya dua komponen dalam karya ilmiah, yaitu komponen yang menyangkut masalah substansi karya ilmiah itu sendiri (isi tulisan) dan komponen yang menyangkut masalah teknik penulisannya. Adapun Informative Writing sering disebut karya informatif atau karya jurnalistik. Kedua jenis karangan tersebut sama-sama bersumber dari fakta. Karena itulah keduanya tergolong tulisan faktual (Factual Writing). Bedanya, dalam Scientific Writing fakta sudah diolah dengan teori atau ilmu yang lain, sedangkan dalam Informative Writing fakta disajikan begitu saja secara langsung. Tergolong dalam Scientific Writing antara lain buku, laporan penelitian, makalah, dan artikel ilmiah; sedangkan yang tergolong dalam Informative Writing antara lain berita, kisah perjalanan, riwayat hidup, dan laporan peristiwa.
Atas dasar pengertian karya ilmiah tersebut, kita dapat memerinci ciri karya ilmiah. Ciri karya ilmiah dapat dilihat dari dua sisi, yaitu dari sisi substansi atau isi dan dari sisi cara penulisannya.
Dilihat dari substansi atau isinya terdapat tiga ciri karya ilmiah. Pertama, berisi fakta yang dapat dibuktikan kebenarannya atau bersifat objektif. Karena itulah dalam karya ilmiah kita tidak dapat mendasarkan tulisan pada imajinasi atau dugaan semata. Kedua, didukung oleh teori yang ada. Fungsi teori itu bermacam-macam, antara lain sebagai acuan atau pedoman dalam penulisan karya ilmiah dan sebagai pijakan awal untuk menulis. Ketiga, tidak bersifat emosional. Yang berbicara dalam karya ilmiah adalah fakta. Dipercaya atau tidak isi karya ilmiah oleh pembaca sangat ditentukan oleh fakta yang kita sajikan.
Adapun dilihat dari sisi teknik penulisannya, terdapat lima ciri karya ilmiah. Pertama, menggunakan ragam bahasa Indonesia ilmiah atau ragam baku. Ukuran kebakuan itu dibarometeri oleh Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD), Pedoman Umum Tata Bentukan Istilah, Pedoman Pemenggalan Kata, Pedoman Pengindonesiaan Istilah Asing, Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, dan Kamus Besar Bahasa Indonesia. Kedua, menggunakan sistematika yang sudah ditentukan. Secara umum isi karya ilmiah terbagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian pengenalan (awal), bagian inti (isi), dan bagian penutup (akhir). Ketiga, bersifat proporsional, artinya besaran bagian yang satu dan yang lain harus sesuai dengan ketentuan. Keempat, memiliki acuan yang jelas, yang nantinya dituliskan dalam bentuk kutipan dan daftar pustaka. Kelima, bersifat konsisten.
Ada beberapa bentuk karya tulis ilmiah yang digunakan dalam Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) guru. Bentuk-bentuk karya ilmiah ini memiliki bagian yang sama, yaitu bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir.

1) Buku
Buku yang tergolong sebagai karya ilmiah adalah buku yang memenuhi syarat karya ilmiah, yaitu berisi fakta umum dan ditulis dengan metode penulisan yang standar. Buku ilmiah biasanya bersifat informatif, berisi ilmu pengetahuan yang dibutuhkan oleh masyarakat. Buku dibedakan atas buku teks dan buku pelajaran. Buku teks didasarkan pada keilmuan, sedangkan buku pelajaran didasarkan pada kurikulum.

2) Laporan Penelitian
Laporan penelitian adalah karya ilmiah yang menyajikan data dan analisis dari suatu penelitian. Dalam laporan penelitian selain disajikan analisis data yang dapat dibuktikan kebenarannya juga disajikan teori-teori yang melandasi penelitian tersebut.

3) Makalah
Makalah adalah karya tulis ilmiah yang menyajikan suatu masalah yang pembahasannya didasarkan pada data di lapangan yang bersifat empiris-objektif. Ada dua pola dalam penulisan makalah, yaitu pola deskriptif dan pola argumentatif. Pola deskripstif berarti makalah itu berupa uraian tentang sesuatu yang sifatnya informatif, sedangkan pola argumentatif berarti makalah itu berupa gagasan atau ide tertentu yang didukung oleh argumen-argumen (alasan-alasan) yang kuat dan yang meyakinkan. Dalam perkembangan selanjutnya dapat juga berbentuk penggabungan dua pola tersebut. Makalah biasanya disiapkan untuk digunakan dalam forum seminar. Makalah dapat diangkat dari hasil penelitian, dapat juga diangkat dari gagasan atau ide.

4) Karya Ilmiah Populer
Yang dimaksud dengan karya ilmiah populer adalah bentuk tulisan yang berada di antara tulisan ilmiah dan tulisan jurnalistik atau tulisan sastra. Dilihat dari isi/substansinya, tulisan jenis ini termasuk ilmiah, sedangkan dilihat dari bahasa dan sistem penulisannya termasuk tulisan jurnalistik atau tulisan sastra. Dibandingkan dengan bentuk karya ilmiah yang lain, karya ilmiah populer memiliki kekhasan. Jika karya ilmiah yang lain ditulis dengan teknik penulisan yang baku, karya ilmiah populer justru sebaliknya. Oleh karena itu, kita tidak akan menjumpai daftar pustaka dalam karya ilmiah populer.

5) Diktat/Modul
Diktat adalah karangan yang berisi materi pembelajaran. Boleh dikatakan diktat merupakan bagian dari buku pelajaran. Perbedaannya, jika dalam buku pelajaran terdapat petunjuk pembelajaran dan bahan-bahan pelatihan, bahkan kadang-kadang sistem evaluasi, dalam diktat hanya tercantum materi. Pendek kata, diktat adalah materi yang dibutuhkan siswa untuk mencapai kompetensi tertentu dalam rentang waktu satu semester atau satu tahun pelajaran.
Agak berbeda dengan diktat tetapi memiliki kemiripan dengan buku pelajaran adalah modul. Modul adalah bahan ajar yang dipersiapkan untuk belajar mandiri. Oleh karena itu, modul berisi hampir semua hal yang dibutuhkan oleh peserta didik dalam proses pembelajaran; mulai dari tujuan, teknik penggunaan, materi, rangkuman, soal pelatiahn, soal tes, sampai dengan kunci jawaban.

6) Artikel Ilmiah
Artikel ilmiah adalah karya  ilmiah yang dikhususkan untuk diterbitkan di jurnal ilmiah. Ada dua bentuk artikel ilmiah, yaitu artikel konseptual--artikel yang diangkat dari  gagasan atau ide penulis--dan artikel penelitian--artikel yang diangkat dari hasil penelitan. Perbedaan kedua jenis artikel tersebut terletak pada bagian isi. Jika dalam artikel konseptual antara bagian pendahuluan dan bagian penutup hanya berisi isi artikel--yang bisa terdiri atas beberapa subbab; dalam artikel penelitian antara bagian pendahuluan dan bagian penutup terdapat bagian landasan teoretis, metode yang digunakan, dan hasil dan pembahasan.
Pola dasar artikel ilmiah secara umum paling sedikit berisikan bagian-bagian yang sudah baku, yaitu bagian pengenalan, batang tubuh, dan kepustakaan (Rifai 1998:61-62) atau dalam buku ini disebut bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir. Inti karya ilmiah ada pada bagian batang tubuh atau bagian tengah, sehingga secara proporsional bagian tengahlah yang paling panjang uraiannya. Jika ketiga bagian tersebut dianalogikan dengan tubuh manusia, bagian awal dapat dianalogikan sebagai kepala, bagian isi sebagai tubuh, dan bagian akhir sebagai kaki. Dengan penganalogian tersebut kita sudah mendapat gambaran seberapa besar uraian masing-masing bagian dalam artikel ilmiah. Akan menjadi tidak logis jika tubuh manusia lebih kecil daripada kepala atau kakinya. Demikian juga dengan artikel ilmiah, akan menjadi tidak logis jika uraian pada bagian pengenalan atau awal lebih panjang daripada bagian batang tubuh atau bagian isi. Bagian isi atau batang tubuh inilah yang merupakan inti artikel ilmiah sekaligus menjadi pembeda antara artikel konseptual dan artikel penelitian.
Artikel ilmiah merupakan karya ilmiah yang bersyarat. Artinya, ia diakui sebagai artikel ilmiah jika telah dimuat di jurnal ilmiah. Oleh karena itu, pengusulan angka kredit melalui artikel ilmiah harus disertai bukti fisiknya, yaitu jurnal yang memuat artikel ilmiah tersebut. Jurnal ilmiah adalah jurnal yang khusus memuat artikel ilmiah. Jurnal berbeda dengan majalah. Jika majalah lebih bersifat populer, di dalamnya antara lain terkandung karya ilmiah populer; jurnal ilmiah murni berisi artikel ilmiah.
Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh jurnal agar dapat digunakan untuk menulis artikel ilmiah sebagai sarana pengembangan keprofesian berkelanjutan. Pertama, jurnal tersebut harus ber-ISSN (International Standard Series Number). ISSN dikeluarkan oleh PDII LIPI (Pusat Dokumentasi Ilmiah Indonesia, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia). Kedua, jurnal harus memiliki aturan penulisan artikel. Aturan itu ada dua macam, yaitu aturan umum dan aturan khusus (gaya selingkung). Ketiga, diterbitkan oleh instansi yang jelas. Biasanya jurnal diterbitkan oleh perguruan tinggi, institusi pendidikan, atau organisasi profesi. Hal ini berkaitan dengan keberlangsungan jurnal tersebut. Keempat, bidang artikel yang dimuat spesifik. Artinya, bidang artikel yang dimuat tidak bersifat umum. Misalnya jurnal ilmu pendidikan, jurnal ekonomi, jurnal bahasa dan sastra, atau semacamnya.

MENGUBAH LAPORAN PENELITIAN MENJADI ARTIKEL PENELITIAN

Artikel penelitian adalah artikel yang diangkat dari hasil penelitian. Dari sisi bentuk, artikel jenis ini hampir sama dengan laporan penelitian. Dikatakan hampir sama karena memang sebagian besar sama, yaitu dari bab pendahuluan sampai bagian daftar pustaka, dan hanya sebagian kecil yang berbeda. Perbedaan itu terlihat dalam bagian awalnya saja. Dalam laporan penelitian bagian awal terdiri atas halaman judul, halaman pengesahan, prakata atau kata pengantar, pernyataan, abstrak, dan daftar isi; sedangkan dalam artikel penelitian bagian awal hanya terdiri atas judul, nama penulis, abstrak, dan kata kunci. Selain itu, karena artikel penelitian dibuat untuk diterbitkan dalam jurnal ilmiah dan laporan penelitian dijilid dengan ketentuan minimal lima puluh halaman, maka artikel ilmiah biasanya disusun lebih ringkas dibandingkan dengan laporan penelitian. Pada bagian akhir, kadang-kadang dalam laporan penelitian disertai lampiran, sedangkan dalam artikel ilmiah tidak.
Karena jenis penelitian bermacam-macam, maka sangat mungkin format artikel ilmiah juga bermacam-macam. Hal ini karena disesuaikan dengan jenis penelitiannya. Penelitian model kuantitatif dan model kualitatif pastilah membutuhkan format yang agak berbeda. Demikian juga dengan penelitian tindakan kelas. Namun, secara umum bagian-bagian itu tetaplah sama. Penelitian apa pun, untuk bagian isi secara umum terdiri atas pendahuluan, landasan teoretis, metodologi, hasil penelitian dan pembahasan, dan penutup. Sistematika itu akan diakhiri dengan daftar pustaka dan kemungkinan lampiran.
Pada bagaian pendahuluan yang dapat dipastikan sama adalah adanya latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. Ada beberapa laporan penelitian yang menyertakan indetifikasi masalah dan pembatasan masalah di antara latar belakang dan rumusan masalah. Pada bagian teori yang pasti disajikan teori dan konsep yang digunakan. Beberapa laporan penelitian mendahuluinya dengan penelitian yang relevan. Khusus untuk penelitian tindakan kelas pada bagian ini juga disertai kerangka berpikir dan hipotesis tindakan. Bagian metodologi penelitian merupakan bagian yang khusus. Dikatakan khusus karena di sinilah kita bisa melihat perbedaan antara jenis penelitian yang satu dan jenis penelitian yang lain. Dalam penelitian kualitatif paling tidak kita akan menjumpai pendekatan, sasaran atau subjek, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data. Dalam penelitian kuantitatif, metodologi penelitian pastilah menyertakan populasi dan sampel. Dalam penelitian tindakan kelas, metodologi penelitian akan ditandai dengan adanya siklus. Bagian penutup berisi simpulan dan saran.
Menulis artikel penelitian dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama, kita melakukan penelitian untuk kita laporkan dalam bentuk artikel penelitian. Kedua, kita hanya mengubah laporan penelitian menjadi artikel penelitian. Untuk cara yang pertama langkah dan tekniknya sama dengan melakukan penelitian. Perbedaannya hanya pada panjang-pendeknya tulisan. Adapun cara yang kedua—yang dibicarakan dalam buku ini—dilakukan dengan asumsi laporan penelitian sudah ada. Dengan demikian, titik tolak penulisan artikel penelitian adalah laporan penelitian. Kita memulai segalanya dari laporan penelitian yang telah ada.
Paling tidak ada enam langkah yang harus kita lalui untuk mengubah laporan penelitian menjadi artikel penelitian. Pertama, menetapkan judul. Judul kita angkat dari judul laporan penelitian, baik sama maupun dengan perubahan. Kedua, merumuskan masalah. Dari judul yang kita angkat, kita dapat menetapkan rumusan masalah yang akan kita angkat pula. Rumusan masalah tentu saja kita ambil sepenuhnya dari laporan penelitian, baik sebagian maupun seluruhnya—sesuai dengan kebutuhan kita. Ketiga, memebuat sistematika artikel. Sistematika artikel didasarkan pada gaya selingkung jurnal yang akan kita masuki. Keempat, mengembangkan sistematika. Cara mengembangkan sistematika ini dengan mengambil bagian-bagian dalam laporan penelitian yang sesuai dengan sistematika yang sudah kita tetapkan. Panjang-pendeknya uraian tentu saja kita sesuaikan dengan kebutuhan. Kelima, membuat abstrak. Abstrak adalah ringkasan tulisan. Abstrak harus memuat seluruh bagian isi karangan, dari pendahuluan sampai penutup (ada alasan, permasalahan, kajian pustaka, metode, hasil dan pembahasan, serta simpulan). Abstrak kita sertai dengan kata kunci. Keenam, menyunting artikel. Menyunting adalah mengoreksi, membetulkan, atau mengemas dengan cara menambah atau mengurangi artikel yang sudah ada supaya layak dimuat di jurnal. Ada dua asdpek yang perlu disunting, yaitu aspek isi dan aspek bahasa atau teknik penulisannya.
Berikut dipaparkan teknik penulisan masing-masing bagian artikel ilmiah.

1) Penulisan Bagian Awal
Bagian awal artikel penelitian terdiri atas judul artikel, baris kepemilikan atau nama penulis, abstrak, dan kata kunci.
Judul dapat diambil secara keseluruhan dari judul laporan penelitian atau dengan pengubahan. Berikut contoh pengubahan judul.

No.
Judul Penelitian
Judul Artikel
1
Corak Anekdot Indonesia
Corak Anekdot Indonesia Berdasarkan Sasarannya
2
Peningkatan Kemampuan Guru SMP 1 Semarang dalam Menyusun Silabus dan RPP yang Berorientasi Karakter Bangsa melalui Pelaksanaan In House Trining
Peningkatan Kemampuan Guru SMP 1 Semarang dalam Menyusun RPP yang Berorientasi Karakter Bangsa melalui Pelaksanaan In House Trining
3
Kajian Psikologi Sastra terhadap Tokoh Utama Novel Laskar Pelangi Karya Andrea Hirata
Tokoh Utama Novel Laskar Pelangi Karya Andrea Hirata (Kajian Psikologi Sastra)

Yang dimaksud dengan baris kepemilikan adalah pencantuman nama penulis artikel. Dalam baris kepemilikan biasanya dituliskan nama penulis beserta nama lembaganya (beberapa jurnal  menuliskan nama tanpa disertai lembaga). Dalam menulis nama penulis hendaknya ditanggalkan pangkat, kedudukan, dan gelar akademik. Jika karangan ditulis oleh lebih dari satu orang, maka semua nama penulis harus dicantumkan. Pangkat, kedudukan, dan gelar dapat dicantumkan dalam catatan kaki, catatan akhir,  atau lampiran--jika ada biografi pengarang.
Abstrak kita buat setelah artikel secara keselutuhan jadi. Penulisan abstrak harus disertai dengan kata kunci. Kata kunci adalah kata-kata atau istilah yang dianggap penting dan mutlak harus diketahui pembaca dalam sebuah artikel  ilmiah. Jumlah kata kunci berkisar antara tiga dan lima. Salah satu kata kunci harus diambil dari judul artikel. Bahkan untuk artikel yang diangkat dari PTK atau PTS, setidaknya terdapat dua kata kunci yang bersal dari judul. Satu kata kunci menyangkut kompetensi yang diteliti, dan satu kata kunci lagi berasal dari tindakan yang kita pilih.

2) Penulisan Pendahuluan
Dalam artikel konseptual pendahuluan hanya berisi latar belakang masalah dan rumusan masalah. Dalam artikel penelitian paling tidak bagian pendahuluan berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan, dan manfaat. Bahkan khusus untuk artikel hasil penelitian tindakan kelas memungkinkan ditambahkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah.

3) Penulisan Landasan Teoretis
Istilah yang digunakan berkaitan dengan landasan teoretis bermacam-macam. Ada jurnal yang menggunakan istilah Landasan Teori atau Kajian Pustaka. Bagian ini berisi penelitian yang relevan dan teori atau konsep-konsep yang digunakan. Khusus untuk artikel PTK dan PTS ditambahkan kerangka berpikir dan hipotesis tindakan.
Bagian teori atau konsep yang digunakan paling tidak bisa mewakili variabel yang ada. Kata-kata kunci dalam judul artikel biasanya disertai juga dengan konsep atau teorinya. Fungsi teori atau konsep adalah mendasari cara pikir atau cara pandang kita dalam melaksanakan penelitian. Yang terpenting di sini, meskipun kita selalu mengambil pendapat para ahli, ada pendapat kita sebagai penulis. Dengan demikian, teori atau konsep bukan hanya kumpulan pandangan para ahli, melainkan pendapat kita yang didukung oleh pendapat para ahli.

4) Penulisan Metodologi Penelitian
Bagian ini disesuaikan dengan jenis penelitiannya. Yang penting, pada bagian ini kita harus menjelaskan bagaimana cara data diperoleh dan bagaimana cara menganalisisnya. Jika dibutuhkan alat untuk mengumpulkan data, kita juga bisa menjelaskannya. Dilihat dari proporsi artikel, bagian ini tidak boleh melebihi pendahuluan, apalagi hasil penelitian dan teori.

5) Penulisan Hasil Penelitian dan Pembahasan
Pada bagian ini kita harus membedakan antara hasil penelitian dan pembahasan. Hasil penelitian adalah data yang kita peroleh di lapangan, sedangkan pembahasan adalah hasil analisis data yang sudah kita kaitkan dengan data lain dan teori atau konsep yang kita gunakan. Bagian ini merupakan bagian inti artikel penelitian. Karena itu, dilihat dari jumlah halamannya pastilah yang terbanyak. Kalau kita menulis artikel ilmiah dan bagian ini ternyata lebih sedikit dibandingkan dengan bagian lain, berarti artikel kita tidak proporsional. Khusus untuk artikel PTK atau PTS sebelum hasil penelitian biasanya didahului subbab “Deskripsi Awal” yang berisi gambaran keadaan siswa sebelum dilakukan penelitian.

6) Penulisan Penutup
Isi penutup untuk artikel penelitian adalah simpulan dan saran. Simpulan harus sejajar dengan rumusan masalah. Paling mudah, jika rumusan masalahnya berjumlah dua, simpulannya juga dua. Boleh saja kita membuat simpulan lebih dari jumlah masalah yang dirumuskan, tetapi harus tetap mengacu kepada masalah yang telah dirumuskan. Mungkin saja satu rumusan masalah disimpulkan menjadi dua inti tulisan. Adapun untuk saran yang penting kita perhatikan adalah saran harus berangkat dari temuan.

7) Penulisan Bagian Akhir
Yang membedakan antara laporan penelitian dan artikel penelitian pada bagian akhir adalah lampiran. Jika dalam laporan peelitian  biasanya disertai dengan lampiran, tidak demikian halnya dalam artikel. Bagian akhir artikel penelitian hanya bersisi daftar pustaka.

MENULIS ARTIKEL KONSEPTUAL

Artikel konseptual adalah artikel yang diangkat dari gagasan atau ide penulisnya. Untuk menguraikan tulisannya penulis tidak perlu melakukan penelitian. Ia hanya mendasarkan analisisnya pada gagasan yang dimiliki berdasarkan referensi yang ada. Jika dalam artikel penelitian bagian isi terbagi menjadi pendahuluan, landasan teoretis, metodologi penelitian, hasil dan pembahasan, dan simpulan dan saran; dalam artikel konseptual tidak dijumpai metodologi dan hasil penelitian. Selain itu, batasan antara pendahuluan dan landasan teoretis juga tidak diperlihatkan secara eksplisit. Karena itu, sistematika artikel konseptual hanya terdiri atas pendahuluan, konsep yang digunakan, gagasan-gagasan, dan penutup.
Terdapat lima langkah dalam menulis artikel konseptual. Pertama, menetapkan topik artikel. Pemilihan topik ini biasanya didasarkan pada adanya persoalan yang sedang berkembang dan tersedianya jurnal. Topik penelitian bisa kita jabarkan ke dalam judul artikel, bisa juga dalam rumusan maalah. Kedua, menyusun kerangka karangan. Kerangka karangan di sini meliputi bagian pendahuluan, bagian isi, dan bagian penutup atau secara lebih terinci bisa juga dikatakan bahwa bagian artikel konseptual terdiri atas latar belakang, permasalahan, pemecahan masalah, dan penutup. Ketiga, mengembangkan kerangka karangan. Konsep, fakta, data, dan pandangan atau gagasan merupakan modal untuk mengembangkan kerangka karangan. Penempatan masing-masing unsur tersebut kita sesuaikan dengan kerangka karangan dan kelogisan artikel. Keempat, membuat abstrak. Abstrak artikel konseptual agak berbeda dengan abstrak artikel penelitian. Dalam artikel konseptual abstrak hanya memuat latar belakang, masalah, pemecahan masalah, dan simpulan. Kelima, menyunting artikel.
Gambaran penulisan artikel konseptual dapat dilihat pada proses perincian kerangka seperti tampak berikut.

METODE OUT DOOR: ANTARA AKADEMIK DAN REKREATIF
1. Pendahuluan
2. Hakikat Metode Out Door
3. Metode Out Door sebagai Kegiatan Akademik
4. Metode Out Door sebagai Kegiatan Rekretatif
5. Penutup
Jika kita merasa kerangka tersebut masih terlalu luas, kita dapat menyempitkan lagi menjadi subbagian yang lebih kecil sehingga perinciannya lebih mudah seperti berikut.

METODE OUT DOOR: ANTARA AKADEMIK DAN REKREATIF
A.  Pendahuluan
      1. Latar Belakang
      2. Permasalahan
B.  Hakikat Metode Out Door
      1. Pengertian Metode Out Door
      2. Kelebihan Metode Out Door
      3. Kekurangan Metode Out Door
C.  Metode Out Door sebagai Kegiatan Akademik
      1. Nilai Akademik dalam Metode Out Door
      2. Langkah Pembelajaran dengan Metode Out Door
D.  Metode Out Door sebagai Kegiatan Rekreatif
      1. Fungsi Rekreatif Metode Out Door
      2. Perlunya Unsur Rekreatif dalam Pembelajaran
E.  Penutup

Secara lebih terinci berikut digambarkan teknik penulisan masing-masing bagian dalam artikel konseptual.

1) Penulisan Bagian Awal
Bagian awal artikel konseptual tidak berbeda dengan bagian awal artikel penelitian, yaitu mencakupi judul artikel, nama penulis, abstrak, dan kata kunci. Teknik penulisannya pun relatif sama. Yang membedakan keduanya hanyalah isi abstrak. Jika abstrak artikel penelitian mencakupi latar belakang, rumusan masalah, pokok-pokok teori yang digunakan, metodologi, hasil penelitian, dan saran; abstrak artikel konseptual hanya terdiri atas latar belakang, masalah, dan pemecahan masalah. Masalah dan pemecahan masalah dapat kita ganti—sesuai dengan isi artikel--dengan pertanyaan dan jawaban pertanyaan.

2) Penulisan Bagian Isi
Bagian isi artikel konseptual hanya terdiri atas pendahuluan, pembahasan masalah, dan penutup. Pendahuluan berisi latar belakang dan masalah yang ditulis tidak secara eksplisit. Uraian pada bagian ini memperlihatkan latar belakang pemikiran tulisan atau pengantar tulisan. Pembahasan masalah berisi konsep-konsep yang digunakan dan ide atau gagasan berkaitan dengan persoalan yang diangkat. Konsep yang digunakan berkaitan dengan isi tulisan. Fungsinya adalah untuk mendukung pemahaman orang terhadap gagasan yang dimunculkan oleh penulis. Dari konsep itulah kemudian penulis akan memunculkan gagasan-gagasan dalam artikel itu. Baru kemudian, setelah gagasan dirasakan cukup, tulisan diakhiri dengan penutup yang berisi simpulan atau penekanan. Dalam artikel konseptual penulis memang disarankan tidak memberikan saran. Oleh karena itu istilah yang biasa digunakan pada bagian ini adalah penutup yang berbeda dengan artikel penelitian yang lebih sering menggunakan istilah “Simpulan dan Saran”.

3) Penulisan Bagian Akhir
Bagian akhir atrtikel konseptual sama saja dengan bagian akhir attikel penelitian, yaitu berupa daftar pustaka. Tentu saja teknik penulisannya pun sama, yaitu didasarkan pada aturan yang berlaku, baik aturan yang umum maupun aturan khusus yang berupa gaya selingkung jurnal.

Berikut disajikan contoh kerangka artikel konseptual untuk memperlihatkan adanya variasi bagian dan teknik penulisan pada artikel konseptual.

Contoh (1)
Sistematika Artikel konseptual pada contoh (1) ini diambil dari artikel Mukh Doyin yang dimuat di Jurnal Ilmiah Akademi Kepolisian Republik Indonesia (Akpol): Tanggon Kosala Volume I, Nomor 2, Juli 2011.

MEMBENTUK IKON BARU POLISI MELALUI PENDEKATAN KEBUDAYAAN

Oleh Mukh Doyin

ABSTRAK

Kata kunci: ikon baru polisi, pendekatan kebudayaan, mitos, simbol

PENDAHULUAN
HAKIKAT KEBUDAYAAN
KEBUDAYAAN, SIMBOL, DAN POLISI
STEREOTIP PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP POLISI
MEMBENTUK IKON BARU
PERAN AKADEMI KEPOLISIAN
PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA

Contoh (2)
Sistematika artikel pada contoh (2) ini diambil dari atrtikel Mukh Doyin yang pernah dimuat dimuat di Jurnal Lingua—FBS Universitas Negeri Semarang--Edisi Januari 2006.


PELATIHAN LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG DALAM MEMBACA PUISI

Mukh Doyin

ABSTRAK

Kata Kunci: baca puisi, deklamasi, pelatihan langsung, pelatihan tidak langsung

A.  PENDAHULUAN
B.  ANTARA BACA PUISI DAN DEKLAMASI
C.  PELATIHAN BACA PUISI
     1. Pelatihan Tidak Langsung
          a. Pelatihan Dasar
          b. Pengayaan
     2. Pelatihan Langsung
         a. Membuat Baris Pembacaan
         b. Membuat Pemenggalan Pembacaan
         c. Memberi Jiwa pada Puisi yang Dibaca
D. PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA

Dari contoh (1) dan contoh (2) tersebut kita bisa melihat bahwa persamaan antara artikel konseptual yang satu dan yang lain hanya terletak pada bagian awal dan bagian akhir. Pada bagian awal terdapat judul artikel, nama penulis, abstrak, dan kata kunci; sedangkan pada bagian akhir terdapat darftar pustaka. Ini sekaligus memperlihatkan kepada kita, bahwa artikel konseptual, di jurnal mana pun untuk bagian awal dan bagian akhirnya memang seperti itu. Ini berbeda dengan bagian inti. Contoh (1) dan (2) memperlihatkan kepada kita bahwa antara artikel yang satu dan yang lain memiliki bagian inti yang berbeda-beda. Di sinilah hakikat artikel konseptual.

PENUTUP

Penentu terakhir apakan tulisan kita diakui sebagai artikel ilmiah atau bukan adalah dimuatnya di jurnal ilmiah. Dengan demikian, peran jurnal ilmiah menjadi amat penting dalam hal ini. Di Indonesia, termasuk di Jawa Tengah, untuk saat ini belum banyak jurnal ilmiah yang diperuntukkan khusus bagi guru. Ini berbeda dengan perguruan tinggi. Hampir semua perguruan tinggi memiliki jurnal ilmiah. Bahkan untuk perguruan tinggi besar, atau setidaknya perguruan tinggi negeri, jurnal tidak hanya dimiliki di tingkat perguruan tinggi, tetapi sudah dimiliki oleh masing-masing fakultas, bahkan ada beberapa di antaranya yang dimiliki oleh jurusan.
Beberapa jurnal ilmiah untuk guru di Jawa Tengah antara lain Widyatama (LPMP Jawa Tengah), Didaktika (Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah), Jurnal Penelitian Tindakan Kelas (HPBI Jawa Tengah), Didaktikum (Forum Konsultan Pendidikan), Fortuna (Dinas Pendidikan Kabupaten Pekalongan), Edukasia (IKA Guru bantu Indonesia Jawa Tengah), dan Edukasia (IKA Unnes Cabang Rembang).

Catatan:
1. Makalah disajikan dalam Pelatihan Penulisan Karya Ilmiah yang diselenggarakan oleh
     Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Banjarnegara, 16-17 Mei 2011.
2. Makalah disarikan dari buku yang berjudul Menulis Artikel Ilmiah dan Populer
     karya Mukh Doyin.

Curriculum Vitae

A.  Identitas
1. Nama                       : Mukh Doyin
2. Kelahiran                                : Ambarawa, 12 Juni 1966
3. Rumah                     : Jln. Mars II/H-25 Jangli Permai Semarang
4. Telepon                   : 08122506683
5. Pos-el                       : mukhdoyin@gmail.com
6. Kantor                      : Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia FBS Unnes

B.  Pendidikan
1. SDN Jetis, Ambarawa                                                                                                       
2. SMP Islam Sudirman Ambarawa                                                                  
3. SPGN Salatiga                                                                                                                      
4. IKIP Semarang (Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesa)
5. Universitas Indonesia (Prodi Antropologi Budaya)                                               
C.  Organisasi
1. Ketua Himpunan Pembina Bahasa Indonesia (HPBI) Wilayah Jawa Tengah
2. Sekretaris Asosiasi Jurusan/Program Studi Pendidikan BSI se-Indonesia
3. Sekretaris Penyunting Jurnal "Lingua" FBS Unnes
4. Ketua Penyunting Jurnal "Penelitian Tindakan Kelas"
5. Ketua Penyunting Jurnal Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia “Hermeneutika”
6. Penyunting Pelaksana Jurnal “Tanggon Kosala” Akpol dan Jurnal “Signifie” Unikal
7. Penyunting Bahasa Jurnal “Didaktikum” Forum Fasilitator MGMP Jawa Tengah dan Jurnal “Edukasia” IKA Forum Guru Bantu Jawa Tengah
8. Anggota Provincial Core Team (PCT) Program BERMUTU Jawa Tengah

D.  Aktivitas Lain
1. Pengajar Mata Kuliah "Penulisan Karya Ilmiah" di Akademi Kepolisian (Akpol)
2. Anggota Dewan Verifikasi Tugas Akhir (DVTA) Taruna Akademi Kepolisian
3. Pengasuh Rubrik "Konsultasi Karya Ilmiah" di Majalah Derap Guru PGRI Jawa Tengah
4. Pengasuh Rubrik “Berbahasa Indonesia yang Benar” di Majalah Pendidikan Merah Putih
5. Penatar bidang kurikulum, pembelajaran, karya ilmiah, budaya, film, bahasa, dan sastra Indonesia di LPMP Jawa Tengah, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah, Balai Bahasa Jawa Tengah, Balai Diklat Kemenag Provinsi Jawa Tengah, dan di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Tengah

D.  Buku
1. Bahasa Indonesia dalam Penulisan Karya Ilmiah                                                    2002
2. Kamus Kata Baku Bahasa Indonesia                                                                            2003, 2007
3. Menulis Surat, Petunjuk, dan Poster                                                                          2004
4. Berbicara Sastra                                                                                                                   2004
5. Curah Gagasan: Langkah Awal Penulisan Karya Ilmiah                                         2005
6. Karya Tulis Ilmiah: Bentuk dan Teknik Penulisannya                                             2008, 2009
7. Teknik Menyusun Proposal dan Laporan Penelitian Tindakan Kelas              2008
8. Artikel Ilmiah: Bentuk dan Teknik Penulisannya                                                     2009
9. Seni Baca Puisi                                                                                                                      2009
10. Bahasa Indonesia: Pengantar Penulisan Karya Ilmiah                                        2009, 2011
11. Pendekatan Folklor dalam Penelitian Sastra Lisan                                               2010
12. Membaca EYD 2009                                                                                                          2010
13. Mengajarkan Baca Puisi                                                                                                 2010
14. 8 Langkah Menyusun PTK                                                                                             2010
15. EYD 2009 dalam Bahasa Siswa                                                                                      2011
16. Menulis Artikel Ilmiah dan Populer                                                                           2011




Tidak ada komentar:

Posting Komentar