Menulis Artikel Ilmiah
Oleh Mukh Doyin
FBS Universitas Negeri Semarang
PENDAHULUAN
Dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009, untuk kenaikan pangkat dari golongan
IV/a ke IV/b guru diwajibkan menulis karya ilmiah yang salah satunya wajib berbentuk
artikel ilmiah. Aturan ini menambah aturan lama yang hanya mewajibkan karya
ilmiah yang berbentuk laporan penelitian untuk naik dari golongan IV/a ke IV/b.
Kondisi seperti ini tentu saja menempatkan posisi para guru yang tidak boleh
tidak harus berhubungan artikel ilmiah.
Artikel ilmiah merupakan salah satu bentuk karya ilmiah.
Oleh karena itu, pengenalan terhadap artikel ilmiah harus kita mulai dari
pengenalan terhadap karya ilmiah secara umum. Dengan cara demikian, kita akan
mendapatkan gambaran di mana posisi artikel ilmiah dan apa perbedaannya dengan
bentuk karya ilmiah lain.
HAKIKAT KARYA ILMIAH
Berdasarkan sumbernya—pengamatan, pengalaman, gagasan,
imajinasi-- John P. Riebel dari California State Polytechnic College
membagi tulisan menjadi dua jenis, yaitu Imaginative Writing dan Factual
Writing. Imaginative Writing merupakan perwujudan dunia subjektif
penulisnya dan dimaksudkan untuk membangkitkan
suatu perasaan tertentu atau menggerakkan hati pembaca. Factual
Writing merupakan rekaman fakta objektif di luar pengarang yang mengandung
isi bahan informasi yang memberikan keterangan, penjelasan, atau petunjuk
mengenai sesuatu hal kepada para pembaca. Jika dikaitkan dengan sumber karangan
di atas, Imaginative Writing dapat bersumber dari pengamatan, gagasan, pengalaman, maupun
imajinasi; sedangkan Factual Writing hanya bersumber dari pengamatan,
gagasan, dan pengalaman. Imajinasi tidak dapat digunakan sebagai sumber Factual
Writing.
Factual Writing dapat dibagi lagi menjadi dua golongan besar, yaitu Scientific Writing dan
Informative Writing. Scientific Writing (karya ilmiah) adalah
karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta yang dapat dibuktikan
kebenarannya dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar. Dari
definisi ini, dalam bahasa lain kita juga dapat melihat adanya dua komponen
dalam karya ilmiah, yaitu komponen yang menyangkut masalah substansi karya
ilmiah itu sendiri (isi tulisan) dan komponen yang menyangkut masalah teknik
penulisannya. Adapun Informative Writing sering disebut karya informatif
atau karya jurnalistik. Kedua jenis karangan tersebut sama-sama bersumber dari
fakta. Karena itulah keduanya tergolong tulisan faktual (Factual Writing).
Bedanya, dalam Scientific Writing fakta sudah diolah dengan teori atau
ilmu yang lain, sedangkan dalam Informative Writing fakta disajikan
begitu saja secara langsung. Tergolong dalam Scientific Writing antara
lain buku, laporan penelitian, makalah, dan artikel ilmiah; sedangkan yang
tergolong dalam Informative Writing antara lain berita, kisah
perjalanan, riwayat hidup, dan laporan peristiwa.
Atas dasar pengertian karya ilmiah tersebut, kita dapat
memerinci ciri karya ilmiah. Ciri karya ilmiah
dapat dilihat dari dua sisi, yaitu dari sisi substansi atau isi dan dari sisi
cara penulisannya.
Dilihat dari substansi atau isinya terdapat tiga ciri
karya ilmiah. Pertama, berisi fakta yang
dapat dibuktikan kebenarannya atau bersifat objektif. Karena itulah dalam karya
ilmiah kita tidak dapat mendasarkan tulisan pada imajinasi atau dugaan semata. Kedua,
didukung oleh teori yang ada. Fungsi teori itu bermacam-macam, antara lain
sebagai acuan atau pedoman dalam penulisan karya ilmiah dan sebagai pijakan
awal untuk menulis. Ketiga, tidak bersifat emosional. Yang berbicara dalam
karya ilmiah adalah fakta. Dipercaya atau tidak isi karya ilmiah oleh pembaca
sangat ditentukan oleh fakta yang kita sajikan.
Adapun dilihat dari sisi teknik penulisannya, terdapat
lima ciri karya ilmiah. Pertama, menggunakan ragam
bahasa Indonesia ilmiah atau ragam baku. Ukuran kebakuan itu dibarometeri oleh Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan
(EYD), Pedoman Umum Tata Bentukan Istilah, Pedoman Pemenggalan Kata, Pedoman
Pengindonesiaan Istilah Asing, Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, dan Kamus
Besar Bahasa Indonesia. Kedua, menggunakan
sistematika yang sudah ditentukan. Secara umum isi
karya ilmiah terbagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian pengenalan (awal),
bagian inti (isi), dan bagian penutup (akhir). Ketiga, bersifat proporsional, artinya besaran bagian yang satu
dan yang lain harus sesuai dengan ketentuan. Keempat, memiliki acuan yang jelas,
yang nantinya dituliskan dalam bentuk kutipan dan daftar pustaka. Kelima, bersifat
konsisten.
Ada beberapa bentuk karya tulis ilmiah yang digunakan dalam Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
(PKB) guru. Bentuk-bentuk karya ilmiah ini memiliki bagian yang sama, yaitu
bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir.
1) Buku
Buku yang tergolong sebagai karya
ilmiah adalah buku yang memenuhi syarat karya ilmiah, yaitu berisi fakta umum
dan ditulis dengan metode penulisan yang standar. Buku ilmiah biasanya bersifat
informatif, berisi ilmu pengetahuan yang dibutuhkan oleh masyarakat. Buku
dibedakan atas buku teks dan buku pelajaran. Buku teks didasarkan pada
keilmuan, sedangkan buku pelajaran didasarkan pada kurikulum.
2)
Laporan Penelitian
Laporan penelitian adalah karya ilmiah
yang menyajikan data dan analisis dari suatu penelitian. Dalam laporan
penelitian selain disajikan analisis data yang dapat dibuktikan kebenarannya
juga disajikan teori-teori yang melandasi penelitian tersebut.
3)
Makalah
Makalah adalah karya tulis ilmiah yang
menyajikan suatu masalah yang pembahasannya didasarkan pada data di lapangan yang bersifat empiris-objektif. Ada dua
pola dalam penulisan makalah,
yaitu pola deskriptif dan pola argumentatif. Pola deskripstif berarti makalah
itu berupa uraian tentang sesuatu yang sifatnya informatif, sedangkan pola
argumentatif berarti makalah itu berupa gagasan atau ide tertentu yang didukung
oleh argumen-argumen (alasan-alasan) yang kuat dan yang meyakinkan. Dalam perkembangan selanjutnya dapat juga
berbentuk penggabungan dua pola tersebut. Makalah biasanya disiapkan untuk
digunakan dalam forum seminar. Makalah dapat diangkat dari hasil penelitian,
dapat juga diangkat dari gagasan atau ide.
4)
Karya Ilmiah Populer
Yang dimaksud dengan karya ilmiah
populer adalah bentuk tulisan yang berada di antara tulisan ilmiah dan tulisan
jurnalistik atau tulisan sastra. Dilihat dari isi/substansinya, tulisan jenis
ini termasuk ilmiah, sedangkan dilihat dari bahasa dan sistem penulisannya
termasuk tulisan jurnalistik atau tulisan sastra. Dibandingkan
dengan bentuk karya ilmiah yang lain, karya ilmiah populer memiliki kekhasan.
Jika karya ilmiah yang lain ditulis dengan teknik penulisan yang baku, karya
ilmiah populer justru sebaliknya. Oleh karena itu, kita tidak akan menjumpai
daftar pustaka dalam karya ilmiah populer.
5) Diktat/Modul
Diktat adalah karangan yang berisi
materi pembelajaran. Boleh dikatakan diktat merupakan bagian dari buku
pelajaran. Perbedaannya, jika dalam buku pelajaran terdapat petunjuk
pembelajaran dan bahan-bahan pelatihan, bahkan kadang-kadang sistem evaluasi,
dalam diktat hanya tercantum materi. Pendek kata, diktat adalah materi yang
dibutuhkan siswa untuk mencapai kompetensi tertentu dalam rentang waktu satu
semester atau satu tahun pelajaran.
Agak berbeda dengan diktat tetapi memiliki kemiripan dengan
buku pelajaran adalah modul. Modul adalah bahan ajar yang dipersiapkan untuk
belajar mandiri. Oleh karena itu, modul berisi hampir semua hal yang dibutuhkan
oleh peserta didik dalam proses pembelajaran; mulai dari tujuan, teknik
penggunaan, materi, rangkuman, soal pelatiahn, soal tes, sampai dengan kunci
jawaban.
6) Artikel Ilmiah
Artikel ilmiah adalah karya
ilmiah yang dikhususkan untuk diterbitkan di jurnal ilmiah. Ada dua
bentuk artikel ilmiah, yaitu artikel konseptual--artikel yang diangkat
dari gagasan atau ide penulis--dan
artikel penelitian--artikel yang diangkat dari hasil penelitan. Perbedaan kedua
jenis artikel tersebut terletak pada bagian isi. Jika dalam artikel konseptual
antara bagian pendahuluan dan bagian penutup hanya berisi isi artikel--yang
bisa terdiri atas beberapa subbab; dalam artikel penelitian antara bagian
pendahuluan dan bagian penutup terdapat bagian landasan teoretis, metode yang
digunakan, dan hasil dan pembahasan.
Pola dasar artikel ilmiah secara umum paling sedikit berisikan
bagian-bagian yang sudah baku, yaitu bagian pengenalan, batang tubuh, dan
kepustakaan (Rifai 1998:61-62) atau dalam buku ini disebut bagian awal, bagian
isi, dan bagian akhir. Inti karya ilmiah ada pada bagian batang tubuh atau
bagian tengah, sehingga secara proporsional bagian tengahlah yang paling
panjang uraiannya. Jika ketiga bagian tersebut dianalogikan dengan tubuh
manusia, bagian awal dapat dianalogikan sebagai kepala, bagian isi sebagai
tubuh, dan bagian akhir sebagai kaki. Dengan penganalogian tersebut kita sudah
mendapat gambaran seberapa besar uraian masing-masing bagian dalam artikel
ilmiah. Akan menjadi tidak logis jika tubuh manusia lebih kecil daripada kepala
atau kakinya. Demikian juga dengan artikel ilmiah, akan menjadi tidak logis
jika uraian pada bagian pengenalan atau awal lebih panjang daripada bagian
batang tubuh atau bagian isi. Bagian isi atau batang tubuh inilah yang
merupakan inti artikel ilmiah sekaligus menjadi pembeda antara artikel
konseptual dan artikel penelitian.
Artikel ilmiah merupakan karya ilmiah yang bersyarat. Artinya, ia diakui
sebagai artikel ilmiah jika telah dimuat di jurnal ilmiah. Oleh karena itu,
pengusulan angka kredit melalui artikel ilmiah harus disertai bukti fisiknya,
yaitu jurnal yang memuat artikel ilmiah tersebut. Jurnal ilmiah adalah jurnal
yang khusus memuat artikel ilmiah. Jurnal berbeda dengan majalah. Jika majalah
lebih bersifat populer, di dalamnya antara lain terkandung karya ilmiah
populer; jurnal ilmiah murni berisi artikel ilmiah.
Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh jurnal agar dapat digunakan
untuk menulis artikel ilmiah sebagai sarana pengembangan keprofesian
berkelanjutan. Pertama, jurnal tersebut harus ber-ISSN (International Standard Series Number). ISSN dikeluarkan oleh PDII
LIPI (Pusat Dokumentasi Ilmiah Indonesia, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia). Kedua,
jurnal harus memiliki aturan penulisan artikel. Aturan itu ada dua macam, yaitu
aturan umum dan aturan khusus (gaya selingkung). Ketiga, diterbitkan oleh
instansi yang jelas. Biasanya jurnal diterbitkan oleh perguruan tinggi,
institusi pendidikan, atau organisasi profesi. Hal ini berkaitan dengan
keberlangsungan jurnal tersebut. Keempat, bidang artikel yang dimuat spesifik.
Artinya, bidang artikel yang dimuat tidak bersifat umum. Misalnya jurnal ilmu
pendidikan, jurnal ekonomi, jurnal bahasa dan sastra, atau semacamnya.
MENGUBAH LAPORAN PENELITIAN MENJADI
ARTIKEL PENELITIAN
Artikel penelitian adalah artikel yang diangkat
dari hasil penelitian. Dari sisi bentuk, artikel jenis ini hampir sama dengan
laporan penelitian. Dikatakan hampir sama karena memang sebagian besar sama,
yaitu dari bab pendahuluan sampai bagian daftar pustaka, dan hanya sebagian
kecil yang berbeda. Perbedaan itu terlihat dalam bagian awalnya saja. Dalam
laporan penelitian bagian awal terdiri atas halaman judul, halaman pengesahan,
prakata atau kata pengantar, pernyataan, abstrak, dan daftar isi; sedangkan
dalam artikel penelitian bagian awal hanya terdiri atas judul, nama penulis,
abstrak, dan kata kunci. Selain itu, karena artikel penelitian dibuat untuk
diterbitkan dalam jurnal ilmiah dan laporan penelitian dijilid dengan ketentuan
minimal lima puluh halaman, maka artikel ilmiah biasanya disusun lebih ringkas
dibandingkan dengan laporan penelitian. Pada bagian akhir, kadang-kadang dalam
laporan penelitian disertai lampiran, sedangkan dalam artikel ilmiah tidak.
Karena jenis penelitian bermacam-macam, maka
sangat mungkin format artikel ilmiah juga bermacam-macam. Hal ini karena
disesuaikan dengan jenis penelitiannya. Penelitian model kuantitatif dan model
kualitatif pastilah membutuhkan format yang agak berbeda. Demikian juga dengan
penelitian tindakan kelas. Namun, secara umum bagian-bagian itu tetaplah sama.
Penelitian apa pun, untuk bagian isi secara umum terdiri atas pendahuluan,
landasan teoretis, metodologi, hasil penelitian dan pembahasan, dan penutup.
Sistematika itu akan diakhiri dengan daftar pustaka dan kemungkinan lampiran.
Pada bagaian pendahuluan yang dapat dipastikan
sama adalah adanya latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,
dan manfaat penelitian. Ada beberapa laporan penelitian yang menyertakan
indetifikasi masalah dan pembatasan masalah di antara latar belakang dan
rumusan masalah. Pada bagian teori yang pasti disajikan teori dan konsep yang
digunakan. Beberapa laporan penelitian mendahuluinya dengan penelitian yang
relevan. Khusus untuk penelitian tindakan kelas pada bagian ini juga disertai
kerangka berpikir dan hipotesis tindakan. Bagian metodologi penelitian
merupakan bagian yang khusus. Dikatakan khusus karena di sinilah kita bisa
melihat perbedaan antara jenis penelitian yang satu dan jenis penelitian yang
lain. Dalam penelitian kualitatif paling tidak kita akan menjumpai pendekatan,
sasaran atau subjek, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data. Dalam
penelitian kuantitatif, metodologi penelitian pastilah menyertakan populasi dan
sampel. Dalam penelitian tindakan kelas, metodologi penelitian akan ditandai
dengan adanya siklus. Bagian penutup berisi simpulan dan saran.
Menulis artikel penelitian dapat dilakukan
dengan dua cara. Pertama, kita melakukan penelitian untuk kita laporkan dalam
bentuk artikel penelitian. Kedua, kita hanya mengubah laporan penelitian
menjadi artikel penelitian. Untuk cara yang pertama langkah dan tekniknya sama
dengan melakukan penelitian. Perbedaannya hanya pada panjang-pendeknya tulisan.
Adapun cara yang kedua—yang dibicarakan dalam buku ini—dilakukan dengan asumsi
laporan penelitian sudah ada. Dengan demikian, titik tolak penulisan artikel
penelitian adalah laporan penelitian. Kita memulai segalanya dari laporan
penelitian yang telah ada.
Paling tidak ada enam langkah yang harus kita
lalui untuk mengubah laporan penelitian menjadi artikel penelitian. Pertama,
menetapkan judul. Judul kita angkat dari judul laporan penelitian, baik sama
maupun dengan perubahan. Kedua, merumuskan masalah. Dari judul yang kita angkat, kita dapat menetapkan
rumusan masalah yang akan kita angkat pula. Rumusan masalah tentu saja kita
ambil sepenuhnya dari laporan penelitian, baik sebagian maupun
seluruhnya—sesuai dengan kebutuhan kita. Ketiga, memebuat sistematika artikel. Sistematika
artikel didasarkan pada gaya selingkung jurnal yang akan kita masuki. Keempat,
mengembangkan sistematika. Cara mengembangkan sistematika ini dengan mengambil
bagian-bagian dalam laporan penelitian yang sesuai dengan sistematika yang
sudah kita tetapkan. Panjang-pendeknya uraian tentu saja kita sesuaikan dengan
kebutuhan. Kelima, membuat abstrak. Abstrak adalah
ringkasan tulisan. Abstrak harus memuat seluruh bagian isi karangan, dari
pendahuluan sampai penutup (ada alasan, permasalahan, kajian pustaka, metode,
hasil dan pembahasan, serta simpulan). Abstrak kita sertai dengan kata kunci. Keenam,
menyunting artikel. Menyunting adalah mengoreksi, membetulkan, atau mengemas
dengan cara menambah atau mengurangi artikel yang sudah ada supaya layak dimuat
di jurnal. Ada dua asdpek yang perlu disunting, yaitu aspek isi dan aspek
bahasa atau teknik penulisannya.
Berikut dipaparkan teknik penulisan masing-masing bagian artikel ilmiah.
1) Penulisan Bagian Awal
Bagian awal artikel penelitian terdiri atas judul artikel, baris
kepemilikan atau nama penulis, abstrak, dan kata kunci.
Judul dapat diambil secara keseluruhan dari judul laporan penelitian
atau dengan pengubahan. Berikut contoh pengubahan judul.
No.
|
Judul Penelitian
|
Judul Artikel
|
1
|
Corak Anekdot Indonesia
|
Corak Anekdot Indonesia Berdasarkan Sasarannya
|
2
|
Peningkatan Kemampuan Guru SMP 1 Semarang dalam
Menyusun Silabus dan RPP yang Berorientasi Karakter Bangsa melalui
Pelaksanaan In House Trining
|
Peningkatan Kemampuan Guru SMP 1 Semarang dalam
Menyusun RPP yang Berorientasi Karakter Bangsa melalui Pelaksanaan In House Trining
|
3
|
Kajian Psikologi Sastra terhadap Tokoh Utama Novel Laskar Pelangi Karya Andrea Hirata
|
Tokoh Utama Novel Laskar Pelangi Karya Andrea Hirata (Kajian Psikologi Sastra)
|
Yang dimaksud dengan baris kepemilikan adalah pencantuman nama penulis
artikel. Dalam baris kepemilikan biasanya dituliskan nama penulis beserta nama
lembaganya (beberapa jurnal menuliskan
nama tanpa disertai lembaga). Dalam menulis nama penulis hendaknya ditanggalkan
pangkat, kedudukan, dan gelar akademik. Jika karangan ditulis oleh lebih dari
satu orang, maka semua nama penulis harus dicantumkan. Pangkat, kedudukan, dan
gelar dapat dicantumkan dalam catatan kaki, catatan akhir, atau lampiran--jika ada biografi pengarang.
Abstrak kita buat setelah artikel secara keselutuhan jadi. Penulisan
abstrak harus disertai dengan kata kunci. Kata kunci adalah kata-kata atau
istilah yang dianggap penting dan mutlak harus diketahui pembaca dalam sebuah
artikel ilmiah. Jumlah kata kunci
berkisar antara tiga dan lima. Salah satu kata kunci harus diambil dari judul
artikel. Bahkan untuk artikel yang diangkat dari PTK atau PTS, setidaknya
terdapat dua kata kunci yang bersal dari judul. Satu kata kunci menyangkut
kompetensi yang diteliti, dan satu kata kunci lagi berasal dari tindakan yang
kita pilih.
2) Penulisan Pendahuluan
Dalam artikel konseptual pendahuluan hanya
berisi latar belakang masalah dan rumusan masalah. Dalam artikel penelitian
paling tidak bagian pendahuluan berisi latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan, dan manfaat. Bahkan khusus untuk artikel hasil penelitian tindakan
kelas memungkinkan ditambahkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah.
3) Penulisan Landasan Teoretis
Istilah yang digunakan berkaitan dengan landasan
teoretis bermacam-macam. Ada jurnal yang menggunakan istilah Landasan Teori atau
Kajian Pustaka. Bagian ini berisi penelitian yang relevan dan teori atau
konsep-konsep yang digunakan. Khusus untuk artikel PTK dan PTS ditambahkan
kerangka berpikir dan hipotesis tindakan.
Bagian teori atau konsep yang digunakan paling
tidak bisa mewakili variabel yang ada. Kata-kata kunci dalam judul artikel
biasanya disertai juga dengan konsep atau teorinya. Fungsi teori atau konsep
adalah mendasari cara pikir atau cara pandang kita dalam melaksanakan
penelitian. Yang terpenting di sini, meskipun kita selalu mengambil pendapat
para ahli, ada pendapat kita sebagai penulis. Dengan demikian, teori atau
konsep bukan hanya kumpulan pandangan para ahli, melainkan pendapat kita yang
didukung oleh pendapat para ahli.
4) Penulisan Metodologi Penelitian
Bagian ini disesuaikan dengan jenis
penelitiannya. Yang penting, pada bagian ini kita harus menjelaskan bagaimana
cara data diperoleh dan bagaimana cara menganalisisnya. Jika dibutuhkan alat
untuk mengumpulkan data, kita juga bisa menjelaskannya. Dilihat dari proporsi
artikel, bagian ini tidak boleh melebihi pendahuluan, apalagi hasil penelitian
dan teori.
5) Penulisan Hasil Penelitian dan Pembahasan
Pada bagian ini kita harus membedakan antara
hasil penelitian dan pembahasan. Hasil penelitian adalah data yang kita peroleh
di lapangan, sedangkan pembahasan adalah hasil analisis data yang sudah kita
kaitkan dengan data lain dan teori atau konsep yang kita gunakan. Bagian ini
merupakan bagian inti artikel penelitian. Karena itu, dilihat dari jumlah
halamannya pastilah yang terbanyak. Kalau kita menulis artikel ilmiah dan
bagian ini ternyata lebih sedikit dibandingkan dengan bagian lain, berarti
artikel kita tidak proporsional. Khusus untuk artikel PTK atau PTS sebelum
hasil penelitian biasanya didahului subbab “Deskripsi Awal” yang berisi
gambaran keadaan siswa sebelum dilakukan penelitian.
6) Penulisan Penutup
Isi penutup untuk artikel penelitian adalah
simpulan dan saran. Simpulan harus sejajar dengan rumusan masalah. Paling
mudah, jika rumusan masalahnya berjumlah dua, simpulannya juga dua. Boleh saja
kita membuat simpulan lebih dari jumlah masalah yang dirumuskan, tetapi harus
tetap mengacu kepada masalah yang telah dirumuskan. Mungkin saja satu rumusan
masalah disimpulkan menjadi dua inti tulisan. Adapun untuk saran yang penting
kita perhatikan adalah saran harus berangkat dari temuan.
7) Penulisan Bagian Akhir
Yang membedakan antara laporan penelitian dan
artikel penelitian pada bagian akhir adalah lampiran. Jika dalam laporan
peelitian biasanya disertai dengan
lampiran, tidak demikian halnya dalam artikel. Bagian akhir artikel penelitian
hanya bersisi daftar pustaka.
MENULIS ARTIKEL KONSEPTUAL
Artikel konseptual adalah artikel yang diangkat
dari gagasan atau ide penulisnya. Untuk menguraikan tulisannya penulis tidak
perlu melakukan penelitian. Ia hanya mendasarkan analisisnya pada gagasan yang
dimiliki berdasarkan referensi yang ada. Jika dalam artikel penelitian bagian
isi terbagi menjadi pendahuluan, landasan teoretis, metodologi penelitian,
hasil dan pembahasan, dan simpulan dan saran; dalam artikel konseptual tidak
dijumpai metodologi dan hasil penelitian. Selain itu, batasan antara
pendahuluan dan landasan teoretis juga tidak diperlihatkan secara eksplisit.
Karena itu, sistematika artikel konseptual hanya terdiri atas pendahuluan,
konsep yang digunakan, gagasan-gagasan, dan penutup.
Terdapat lima langkah dalam menulis artikel
konseptual. Pertama, menetapkan topik artikel. Pemilihan topik ini biasanya
didasarkan pada adanya persoalan yang sedang berkembang dan tersedianya jurnal.
Topik penelitian bisa kita jabarkan ke dalam judul artikel, bisa juga dalam rumusan
maalah. Kedua, menyusun kerangka karangan. Kerangka karangan di sini meliputi
bagian pendahuluan, bagian isi, dan bagian penutup atau secara lebih terinci
bisa juga dikatakan bahwa bagian artikel konseptual terdiri atas latar
belakang, permasalahan, pemecahan masalah, dan penutup. Ketiga, mengembangkan
kerangka karangan. Konsep, fakta, data, dan pandangan atau gagasan merupakan
modal untuk mengembangkan kerangka karangan. Penempatan masing-masing unsur
tersebut kita sesuaikan dengan kerangka karangan dan kelogisan artikel. Keempat,
membuat abstrak. Abstrak artikel konseptual agak berbeda dengan abstrak artikel
penelitian. Dalam artikel konseptual abstrak hanya memuat latar belakang,
masalah, pemecahan masalah, dan simpulan. Kelima, menyunting artikel.
Gambaran penulisan artikel konseptual dapat
dilihat pada proses perincian kerangka seperti tampak berikut.
METODE OUT
DOOR: ANTARA AKADEMIK DAN REKREATIF
1. Pendahuluan
2. Hakikat Metode Out
Door
3. Metode Out
Door sebagai Kegiatan Akademik
4. Metode Out
Door sebagai Kegiatan Rekretatif
5. Penutup
Jika kita merasa kerangka tersebut masih terlalu
luas, kita dapat menyempitkan lagi menjadi subbagian yang lebih kecil sehingga
perinciannya lebih mudah seperti berikut.
METODE OUT
DOOR: ANTARA AKADEMIK DAN REKREATIF
A. Pendahuluan
1. Latar
Belakang
2.
Permasalahan
B. Hakikat
Metode Out Door
1.
Pengertian Metode Out Door
2.
Kelebihan Metode Out Door
3.
Kekurangan Metode Out Door
C. Metode Out Door sebagai Kegiatan Akademik
1. Nilai Akademik dalam Metode Out Door
2. Langkah
Pembelajaran dengan Metode Out Door
D. Metode Out Door sebagai Kegiatan Rekreatif
1. Fungsi
Rekreatif Metode Out Door
2.
Perlunya Unsur Rekreatif dalam Pembelajaran
E. Penutup
Secara lebih
terinci berikut digambarkan teknik penulisan masing-masing bagian dalam artikel
konseptual.
1) Penulisan
Bagian Awal
Bagian awal
artikel konseptual tidak berbeda dengan bagian awal artikel penelitian, yaitu
mencakupi judul artikel, nama penulis, abstrak, dan kata kunci. Teknik
penulisannya pun relatif sama. Yang membedakan keduanya hanyalah isi abstrak.
Jika abstrak artikel penelitian mencakupi latar belakang, rumusan masalah,
pokok-pokok teori yang digunakan, metodologi, hasil penelitian, dan saran;
abstrak artikel konseptual hanya terdiri atas latar belakang, masalah, dan
pemecahan masalah. Masalah dan pemecahan masalah dapat kita ganti—sesuai dengan
isi artikel--dengan pertanyaan dan jawaban pertanyaan.
2) Penulisan
Bagian Isi
Bagian isi
artikel konseptual hanya terdiri atas pendahuluan, pembahasan masalah, dan
penutup. Pendahuluan berisi latar belakang dan masalah yang ditulis tidak
secara eksplisit. Uraian pada bagian ini memperlihatkan latar belakang
pemikiran tulisan atau pengantar tulisan. Pembahasan masalah berisi
konsep-konsep yang digunakan dan ide atau gagasan berkaitan dengan persoalan
yang diangkat. Konsep yang digunakan berkaitan dengan isi tulisan. Fungsinya
adalah untuk mendukung pemahaman orang terhadap gagasan yang dimunculkan oleh
penulis. Dari konsep itulah kemudian penulis akan memunculkan gagasan-gagasan
dalam artikel itu. Baru kemudian, setelah gagasan dirasakan cukup, tulisan
diakhiri dengan penutup yang berisi simpulan atau penekanan. Dalam artikel
konseptual penulis memang disarankan tidak memberikan saran. Oleh karena itu
istilah yang biasa digunakan pada bagian ini adalah penutup yang berbeda dengan
artikel penelitian yang lebih sering menggunakan istilah “Simpulan dan Saran”.
3) Penulisan
Bagian Akhir
Bagian akhir
atrtikel konseptual sama saja dengan bagian akhir attikel penelitian, yaitu
berupa daftar pustaka. Tentu saja teknik penulisannya
pun sama, yaitu didasarkan pada aturan yang berlaku, baik aturan yang umum
maupun aturan khusus yang berupa gaya selingkung jurnal.
Berikut disajikan contoh kerangka
artikel konseptual untuk memperlihatkan adanya variasi bagian dan teknik
penulisan pada artikel konseptual.
Contoh (1)
Sistematika Artikel konseptual pada contoh (1) ini
diambil dari artikel Mukh Doyin yang dimuat di Jurnal Ilmiah Akademi Kepolisian
Republik Indonesia (Akpol): Tanggon
Kosala Volume I, Nomor 2, Juli 2011.
MEMBENTUK IKON BARU POLISI MELALUI
PENDEKATAN KEBUDAYAAN
Oleh
Mukh Doyin
ABSTRAK
Kata kunci: ikon baru polisi, pendekatan kebudayaan, mitos, simbol
PENDAHULUAN
HAKIKAT
KEBUDAYAAN
KEBUDAYAAN, SIMBOL, DAN
POLISI
STEREOTIP
PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP POLISI
MEMBENTUK
IKON BARU
PERAN
AKADEMI KEPOLISIAN
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
Contoh (2)
Sistematika artikel pada contoh (2) ini diambil dari atrtikel Mukh Doyin
yang pernah dimuat dimuat
di Jurnal Lingua—FBS Universitas Negeri Semarang--Edisi Januari 2006.
PELATIHAN LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG DALAM MEMBACA PUISI
Mukh Doyin
ABSTRAK
Kata Kunci: baca puisi, deklamasi, pelatihan
langsung, pelatihan tidak langsung
A. PENDAHULUAN
B.
ANTARA BACA PUISI DAN DEKLAMASI
C. PELATIHAN BACA PUISI
1. Pelatihan Tidak Langsung
a. Pelatihan Dasar
b. Pengayaan
2. Pelatihan Langsung
a. Membuat Baris Pembacaan
b. Membuat Pemenggalan Pembacaan
c. Memberi Jiwa pada Puisi yang Dibaca
D. PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
Dari contoh (1) dan contoh (2) tersebut kita bisa melihat bahwa
persamaan antara artikel konseptual yang satu dan yang lain hanya terletak pada
bagian awal dan bagian akhir. Pada bagian awal terdapat judul artikel, nama
penulis, abstrak, dan kata kunci; sedangkan pada bagian akhir terdapat darftar
pustaka. Ini sekaligus memperlihatkan kepada kita, bahwa artikel konseptual, di
jurnal mana pun untuk bagian awal dan bagian akhirnya memang seperti itu. Ini
berbeda dengan bagian inti. Contoh (1) dan (2) memperlihatkan kepada kita bahwa
antara artikel yang satu dan yang lain memiliki bagian inti yang berbeda-beda.
Di sinilah hakikat artikel konseptual.
PENUTUP
Penentu terakhir apakan tulisan kita diakui sebagai artikel
ilmiah atau bukan adalah dimuatnya di jurnal ilmiah. Dengan demikian, peran
jurnal ilmiah menjadi amat penting dalam hal ini. Di Indonesia, termasuk di
Jawa Tengah, untuk saat ini belum banyak jurnal ilmiah yang diperuntukkan
khusus bagi guru. Ini berbeda dengan perguruan tinggi. Hampir semua perguruan
tinggi memiliki jurnal ilmiah. Bahkan untuk perguruan tinggi besar, atau
setidaknya perguruan tinggi negeri, jurnal tidak hanya dimiliki di tingkat
perguruan tinggi, tetapi sudah dimiliki oleh masing-masing fakultas, bahkan ada
beberapa di antaranya yang dimiliki oleh jurusan.
Beberapa jurnal ilmiah untuk guru di Jawa Tengah antara lain
Widyatama (LPMP Jawa Tengah), Didaktika (Dinas Pendidikan Provinsi
Jawa Tengah), Jurnal Penelitian Tindakan
Kelas (HPBI Jawa Tengah), Didaktikum
(Forum Konsultan Pendidikan), Fortuna
(Dinas Pendidikan Kabupaten Pekalongan), Edukasia
(IKA Guru bantu Indonesia Jawa Tengah), dan Edukasia
(IKA Unnes Cabang Rembang).
Catatan:
1. Makalah disajikan dalam Pelatihan Penulisan Karya
Ilmiah yang diselenggarakan oleh
Persatuan
Guru Republik Indonesia (PGRI) Banjarnegara, 16-17 Mei 2011.
2. Makalah disarikan dari buku yang berjudul Menulis Artikel Ilmiah dan Populer
karya Mukh
Doyin.
Curriculum Vitae
A. Identitas
1. Nama : Mukh Doyin
2. Kelahiran :
Ambarawa, 12 Juni 1966
3. Rumah :
Jln. Mars II/H-25 Jangli Permai Semarang
4. Telepon :
08122506683
5. Pos-el :
mukhdoyin@gmail.com
6. Kantor :
Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia FBS Unnes
B. Pendidikan
1. SDN Jetis, Ambarawa
2. SMP Islam Sudirman Ambarawa
3. SPGN Salatiga
4. IKIP Semarang (Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesa)
5. Universitas Indonesia (Prodi Antropologi Budaya)
C. Organisasi
1. Ketua Himpunan Pembina Bahasa
Indonesia (HPBI) Wilayah Jawa Tengah
2. Sekretaris Asosiasi Jurusan/Program
Studi Pendidikan BSI se-Indonesia
3. Sekretaris Penyunting Jurnal
"Lingua" FBS Unnes
4. Ketua Penyunting Jurnal
"Penelitian Tindakan Kelas"
5. Ketua Penyunting Jurnal Pembelajaran
Bahasa dan Sastra Indonesia “Hermeneutika”
6. Penyunting Pelaksana Jurnal “Tanggon
Kosala” Akpol dan Jurnal “Signifie” Unikal
7. Penyunting Bahasa Jurnal
“Didaktikum” Forum Fasilitator MGMP Jawa Tengah dan Jurnal “Edukasia” IKA Forum
Guru Bantu Jawa Tengah
8. Anggota Provincial Core Team (PCT) Program BERMUTU Jawa Tengah
D. Aktivitas Lain
1. Pengajar Mata Kuliah "Penulisan Karya Ilmiah"
di Akademi Kepolisian (Akpol)
2. Anggota Dewan Verifikasi Tugas Akhir (DVTA) Taruna
Akademi Kepolisian
3. Pengasuh Rubrik "Konsultasi Karya Ilmiah" di
Majalah Derap Guru PGRI Jawa Tengah
4. Pengasuh Rubrik “Berbahasa Indonesia yang Benar” di
Majalah Pendidikan Merah Putih
5. Penatar bidang kurikulum, pembelajaran, karya ilmiah,
budaya, film, bahasa, dan sastra Indonesia di LPMP Jawa Tengah, Dinas Pendidikan
Provinsi Jawa Tengah, Balai Bahasa Jawa Tengah, Balai Diklat Kemenag Provinsi
Jawa Tengah, dan di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Tengah
D. Buku
1. Bahasa Indonesia dalam Penulisan Karya Ilmiah 2002
2. Kamus Kata Baku Bahasa Indonesia 2003, 2007
3. Menulis Surat, Petunjuk, dan Poster 2004
4. Berbicara Sastra 2004
5. Curah Gagasan: Langkah Awal Penulisan Karya Ilmiah 2005
6. Karya Tulis Ilmiah: Bentuk dan Teknik Penulisannya 2008,
2009
7. Teknik Menyusun Proposal dan Laporan Penelitian
Tindakan Kelas 2008
8. Artikel Ilmiah: Bentuk dan Teknik Penulisannya 2009
9. Seni Baca Puisi 2009
10. Bahasa Indonesia: Pengantar Penulisan Karya Ilmiah 2009,
2011
11. Pendekatan Folklor dalam Penelitian Sastra Lisan 2010
12. Membaca EYD 2009 2010
13. Mengajarkan Baca Puisi 2010
14. 8 Langkah Menyusun PTK 2010
15. EYD 2009 dalam Bahasa Siswa 2011
16. Menulis Artikel Ilmiah dan Populer 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar